BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA- Serangan beruang madu yang terjadi pada Senin (16/7/2018) lalu rupanya memicu warga untuk melakukan perburuan. Akibatnya, puluhan warga pun berkumpul bersama-sama menuju hutan tempat hewan tersebut menyerang manusia, Kamis (19/7/2018).
Berbagai macam perbekalan, senjata dan strategi disusun pada perburuan tersebut. Bahkan Kepala Desa Sungai Alang, Kabupaten Banjar, Seiraji langsung yang memimpin pencarian.
Ia mengatakan, apabila tidak diburu, maka keberadaan beruang yang masih di dalam hutan akan meresahkan warga. Terlebih hutan tersebut merupakan sumber mata pencaharian bagi sejumlah warganya.
Perburuan beruang kali ini, diterangkan oleh Seiraji bukanlah yang pertama kali. Melainkan sudah menjadi perburuan yang kesekian. Akan tetapi ia sendiri merasa aneh karena beruang tersebut setiap kali diburu warga maka tidak pernah ketemu.
Ia pun sempat mencetuskan kata Gaib melihat kondisi tersebut. Dimana sang beruang yang menjadi target perburuan sejak beberapa tahun terakhir tidak pernah ditemukan ketika dicari.
"Nah itu anehnya. Ketika kami cari beruangnya tidak ditemukan. Gaib juga," ucap lelaki itu ketika berada di hutan pada Pegunungan Sungai Besar bersama warga lainnya yang menjadi lokasi perburuan.
Bahkan ia sendiri sudah mendaki dua gunung agar beruang itu di dapatkan. Namun dalam perjalannya, ia bersama masyarakat lokal lainnya belum menemukan beruang tersebut.
Pada hutan belantara tempat perburuan dilakukan, Seiraji mengatakan hutannya cukup luas. Sehingga perlu tenaga masyarakat untuk melalukan penangkapan terhadap hewan tersebut.
(Banjarmasinpost.co.id/ Isti Rohayanti)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Banyak Makan Korban, Anehnya Ketika Dicari Beruang Lenyap Seperti 'Ditelan Bumi', https://banjarmasin.tribunnews.com/2018/07/20/banyak-makan-korban-anehnya-ketika-dicari-beruang-lenyap-seperti-ditelan-bumi.
Penulis: Isti Rohayanti
Editor: Didik Trio